Ada beragam
amalan yang mengandung kesyirikan yang dikemas rapi dalam suatu praktek-praktek
ibadah. Sementara kita sangat tahu amalan tersebut sangat menyimpang dari
ajaran agama Islam yang sesungguhnya, seperti dalam menentukan tanggal
pernikahan atau perhelatan akbar lain, mungkin diantara umat Islam masih ada
yang percaya dengan primbon yang membahas perhitungan neptu, dan wethon. Ironis,
kenapa kebanyakan orang Islam yang melakukan kesyirikan seperti pergi ke tukang
ramal/dukun untuk menanyakan hari baik/ hari buruk? Berdasarkan sabda Nabi SAW:
“Barangsiapa mendatangi seorang dukun, lalu dia membenarkan
apa yang dikatakannya, berarti dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan
kepada Muhammad”.
Sebenarnya kita tidak diperbolehkan mengatakan bahwa hari
baik/ hari buruk, tahun baik/ buruk, bulan baik/ buruk dengan melakukan
perhitungan neptu/wethon, karena hal ini sama saja dengan mencaci maki Allah
swt. Sesuai dengan hadist yang diriwayatkan dalam shahih Bukhori dalam kitab
tafsir bab Janganlah kamu mencaci maki tahun.
Artinya:
“Dari Abu Hurairah ra. Berkata: “Rasulullah saw bersabda:
Allah berfirman: ‘Bani Adam (manusia) mencaci maki masa, Akullah masa, di
tangan Akulah siang dan malam’.
Katanya taat kepada syariat, kenapa masih berpedoman kepada
primbon? Lalu Al qur’an dan Hadist dikemanakan? Padalah nabi Muhammad saw telah
berjanji dalam hadist shahih yang menegaskan bahwa “Barangsiapa yang berpegang
teguh pada Al qur’an dan Hadits, dia tidak akan tersesat”.
Ada lagi bentuk
kesyirikan lain seperti rajah (رَاجَهْ)
digunakan untuk mengusir syaitan jika ada seseorang kena gangguan jin. Seperti
gambar rajah di bawah ini:
Dari gambar rajah di atas, kita lihat ada huruf hijaiyah
dicampur dengan symbol yang tidak kita ketahui maksudnya (seperti ∞). Kalau
sudah demikian yang tahu maknanya hanya bangsa jin, sementara kita tidak
memahami maksud tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai rajah simak kajian ruqyah syar’iyyah di sini.
Ironisnya lagi, ada dukun yang berkedok kyai, atau biasa
kita kenal kyai-dukun. Siapa yang tidak tertipu dengan penampilan? Hati-hati
kyai juga manusia, dan bisa saja melakukan kesalahan. Oleh karena itu, jika
kita dihadapkan dengan kyai-dukun yang mengajarkan kesyirikan, sebenarnya ini hanya
cobaan bagi kita. Kisah kyai-dukun ini sama dengan cerita yang termaktub di
dalam Al qur’an dalam surat Al
Baqarah:102, yaitu:
Artinya:
102. Dan mereka mengikuti apa[76]
yang dibaca oleh syaitan-syaitan[77] pada masa kerajaan
Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal
Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang
kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang
diturunkan kepada dua orang malaikat[78] di negeri Babil
yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada
seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu),
sebab itu janganlah kamu kafir." Maka mereka mempelajari dari kedua
malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang
(suami) dengan isterinya[79]. Dan mereka itu (ahli sihir)
tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin
Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan
tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa
barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya
keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya
dengan sihir, kalau mereka mengetahui.
Inti dari surat Al Baqarah:102 adalah bahwa Harut-Marut saja
statusnya malaikat “hanya cobaan” bagi kita, begitu pula
dengan kyai-dukun yang jelas-jelas manusia juga “hanya
cobaan” bagi kita. Jadi ketika kita diajarkan kesyirikan oleh kyai-dukun
atau siapapun itu berarti “hanya cobaan” bagi
kita, dan sebaiknya kita meninggalkan kesyirikan tersebut.
[76].
Maksudnya: kitab-kitab sihir
[77].
Syaitan-syaitan itu menyebarkan berita-berita bohong, bahwa Nabi Sulaiman
menyimpan lembaran-lembaran sihir (Ibnu Katsir).
[78].
Para mufassirin berlainan pendapat tentang yang dimaksud dengan 2
orang malaikat itu. Ada yang berpendapat, mereka betul-betul Malaikat dan ada pula yang
berpendapat orang yang dipandang saleh seperti Malaikat dan ada pula yang
berpendapat dua orang jahat yang pura-pura saleh seperti Malaikat.
[79]. Berbacam-macam sihir yang dikerjakan orang Yahudi,
sampai kepada sihir untuk mencerai-beraikan masyarakat seperti
mencerai-beraikan suami isteri.
http://rumaysho.com/aqidah/kesyirikan-pada-rajah-azimat-dengan-tulisan-arab-2214.html
Howdy! Would you mind if I share your blog with my twitter group? a fantastic read There's a lot of people that I think would really appreciate your content. about his Please let me know. Thank you additional hints
BalasHapuswith my pleasure
Hapus